Kehidupan kekristenan yang menggetarkan hati

Sermon  •  Submitted
0 ratings
· 21 views
Notes
Transcript
Sermon Tone Analysis
A
D
F
J
S
Emotion
A
C
T
Language
O
C
E
A
E
Social
View more →

Pendahuluan

1. Karena percaya kepada kedaulatan Allah yang adil

Saat itu Israel yang karena kedegilan hati mereka, akhirnya harus berputar kembali di Padang Gurun, ternyata tidak boleh berperang melawan keturunan Esau, bahkan mereka disuruh berjalan mengitari daerah Seir. Walaupun bani Esau akan mengalami kegentaran terhadap Israel, tetapi tetap saja Tuhan meminta Israel untuk tidak menyerang mereka (ay 4-5).

Bahkan jikalaupun mereka menyerang bani Esau, “setapak kaki dari negeri mereka” tidak akan diberikan kepada Israel (ay 6). Dan perintah yang sama juga Allah berikan kepada Israel ketika mereka akan melewati daerah Moab (ay 8b-9). Mengapa? Karena Allah telah berjanji baik kepada Esau maupun kepada Lot. Sungguh suatu hal yang aneh bukan?

Jadi nampaknya, di dalam kedaulatan Allah yang penuh anugerah itu, Allah mengijinkan kedua bani yang memiliki kedekatan dengan Israel itu untuk tetap hidup, mereka memiliki kekerabatan dengan Israel walaupun tanpa iman. Persoalannya, bani Esau atau orang Edom ini dan orang-orang Moab adalah bangsa yang tidak percaya kepada Allah Yahwe dan jahat. Mengapa mereka tetap terpelihara, sementara justru Israel harus melalui penghakiman Allah (berputar-putar di padang gurun)? Pertanyaan yang sama juga sering diajukan oleh para nabi kemudian.

Jikalau kita membaca Mazmur 91, awalnya pemazmur juga mempertanyakan keadilan dan kedaulatan Allah atas orang-orang fasik, tetapi pemazmur berjalan dengan iman itulah sebabnya dia yakin bahwa TUHAN mengetahui segala pikiran hati manusia, bahkan nasib orang-orang fasikpun sudah ditentukan, bukan karena Allah itu kejam, tetapi karena kejahatan mereka sendiri.

Pemazmur yakin bahwa Allah adalah hakim yang adil dan semua catatan kejahatan manusia itu tersimpan rapi oleh Allah di dalam kekekalan. Sementara semua orang benar mengalami keadilan Allah yang sempurna dan hukum Allah (Maz 91:12); sementara kita melihat bagaimana Allah begitu sabar terhadap kejahatan manusia, ternyata didikan Allah bagi umatNya begitu keras. Tujuan Allah adalah menjadikan kita benar dan kudus.

Di dunia ini, memang banyak hal yang kita rasakan tidak adil, apalagi mengingat bahwa kita adalah anak-anak Tuhan. Kita sering bertanya kepada Allah, mengapa demikian - mengapa begitu? Akibatnya, hidup kekristenan kita diwarnai dengan kepahitan dan kesedihan selalu.

2. Karena percaya kepada kemurahan Allah yang mendisiplin hidup beriman

Tadi dikatakan sewaktu mereka melewati tanah Edom, bukan saja mereka tidak boleh menyerang malahan mereka harus membeli makanan dan minuman (ay 6), jadi Israel harus memperlakukan mereka sebagaimana negara tetangga biasa. Dan ditegaskan bahwa Allah sudah begitu bermurah hati, memelihara Israel hingga saat itu; Allah senantiasa memberkati Israel dalam segala pekerjaan tangannya (ay 7).

Seolah-olah Allah berkata kepada Israel bahwa kamu tidak perlu mengemis dan mencaci-maki orang-orang Edom jikalau mereka tidak memberikan kepadamu, karena kamu memiliki Allah yang dapat disandari. Israel harus membayar apa yang mereka minta, oleh karena itu gunakan berkat-berkat yang Allah sudah berikan kepada kita itu dengan sukacita dan jangan bersandar kepada bangsa Edom. Itulah sebabnya mereka tidak boleh merampas atau mencuri, apalagi mereka ini telah mengalami pemeliharaan Allah (Divine providence), dan ini menjadi keyakinan yang cukup bagi mereka untuk menatap hari depan. Live by faith and not by thy sword.

Apalagi beberapa kali di dalam pasal ini digunakan kata “natan” (Give : v.5 [2x], 9 [2x], 12, 19 [2x], 24) dalam sifat positif atau negatif yaitu tidak memberikan. Berkali-kali ketika Israel ingin merebut tanah Edom dan Moab, Allah berkata bahwa “Aku tidak akan memberikan kepadamu.” Tuhan sedang mengajar Israel untuk berjalan bukan dengan kekuatan diri, tetapi lebih bersandar kepada Allah; bahwa jikalau Allah tidak memberikannya maka semuanya tidak akan menjadi bagian kita.

3. Karena percaya kepada keMaha-tahuan Allah yang begitu peduli

Sangat menarik kemudian Allah menyebutkan bangsa-bangsa dan orang-orang yang pada suatu saat saja begitu berkuasa didaerah itu. Yang pertama disebutkan adalah bangsa Emim, dikatakan bangsa ini banyak dan tinggi seperti orang Enak (…) ay. 10). Lalu ada orang Hori, yang kemudian pindah ke daerah Mesopotamia dan Siria pada abad ke-2 sM. Di daerah bani Amon, atau daerah Moab ada orang-orang Zamzumim, seperti orang Refaim yang adalah suatu bangsa yang besar dan tinggi seperti orang Enak (ay 21).

Mengapa Allah menyebutkan semuanya ini? Hal ini sengaja dipakai Allah untuk membuat Israel sadar dan mengetahui bahwa kepedulian Allah kepada manusia jauh lebih besar dari kepedulian kita kepada sesama kita. Dan bukan hanya itu, semuanya menjadi contoh sejarah bagaimana justru Allah yang telah menghalau bangsa Emim dan Zamzumim sehingga tanah mereka bisa diduduki oleh bani Esau dan keturunan Lot, tetapi ternyata mereka juga tidak percaya kepada Allah Yahwe (lih. “seperti yang dilakukan Allah...” ay.22a).

Seorang penafsir Alkitab bernama Lange berkata: “Everything has its time with God” Sering kita justru melihat bagaimana Allah bekerja melalui waktu daripada manusia, yang selalu mau menempuh jalan pintas. Di dalam ayat 7, Musa berkata bahwa Allah tahu ketika Israel berjalan, dan itu merupakan lambang dari suatu kehidupan. Kepedulian Allah bagi kita begitu jelas, Allah adalah pribadi yang selalu memperhatikan kita, bahkan Allah mengutus Yesus untuk diam diantara manusia, berjalan bersama kedua murid menuju Emaus dan mengganti manusia yang percaya dengan diriNya sendiri.

Related Media
See more
Related Sermons
See more